Aku
adalah seorang yang dilahirkan oleh latar belakang keturunan jawa. Ibu dan
ayahku juga asli orang jawa dan dilahirkan oleh kakek dan nenek yang merupakan
orang jawa tulen, maka tidaklah heran jika aku diajarkan hal-hal kejawaan.
Namun setelah keluargaku benar2 mendalami Islam, kepecayaan dan kebiasaan itu
pelan-pelan menghilang. Beberapa kepercayaan jawa yang diajarkan di keluargaku,
yaitu:
1. Tidak boleh memasak sayur bening di
hari jumat.
Aku
adalah tipe orang yang tidak suka memakan masakan yang mengandung santan dan
akhirnya aku sering belanja dan meminta ibuku untuk memasak masakan yang tidak
mengandung santan. Suatu ketika dihari jumat aku mengantar ibu ke pasar dan
meminta memasak sayur bening saja hari itu. Jawaban yang mengagetkan pun dilontarkan
ibu, bahwa jumat jumat itu gak boleh makan sayur bening. Aku tanya alasannya
tapi jawabannya : " itu kata orang jawa dulu".
2. Buat kue apem dihari meninggalnya
keluarga
Setiap
hari dimana keluarga terdekatku meninggal maka ibu dan aku membuat kue apem.
Namun kue apem itu lantas tidak kita makan begitu saja. Kue yang kita buat
dilemparkan ke atap rumah, hanya 1 biji saja dan yang lain di makan. Ketika aku
tanya kenapa kita harus membuat kue apem dihari nenek, kakek, atau keluarga
lainnya meninggal, jawabannya seperti biasa, adat jawa.
3. Anak gadis tidak boleh masuk areal
pemakaman.
Ketika aku
menginjak usia yang dikatakan kebanyakan usainya anak bau kencur, ketika itu
hari raya Idul Fitri dan sekeluarga pergi kemakaman keluarga untuk mengirim doa
kepada keluarga yang meninggal. Ketika itu aku ingin masuk menemeni keluarga
yang lain, tetapi ternyata saudara-saudaraku yang seusiaku dan masih
kecil-kecil tidak boleh masuk ke pemakaman, alasannya, gak baik buat anak gadis
dan buat anak kecil. Entah kenapa alasannya tetapi selalu saja itu jawabannya.
4. Doa dimakam wali songo
Kata ibuku
menurut adat jawa, jika anak gadis berdoa dimakam wali songo maka dia akan entheng
jodoh, atau mudah memperoleh seorang jodoh. Percaya atau tidak aku sendiri juga
tidak begitu meyakini, tetapi teori itu dihubungkan dengan kakak-kakakku yang
diajak ibuku ke makam wali songo dan sekarang dia mendapat jodoh yang barokah.
5. Tidak boleh "songgoang"
Songgoang
atau menaruh telapak tangan di atas dagu dan lengan tangan di sandarkan ke
meja, adalah kebiasaan yang buruk tidak boleh dilakukan. Karena menurut
kepercayaan jawa, jika orang melakukan hal seperti itu maka akan mendapat
kesusahan.
6. Tidak boleh makan di depan
pintu
Menurut adat jawa,
anak gadis tidak boleh makan di depan pintu. Kenapa? karena menurut adat jawa
jika ada anak gadis makan di depan pintu maka sulit untuk mendapat jodoh, jika
tidak kalaupun mempunyai jodoh dan akan menikah maka pernikahan itu akan batal.
7. Anak memiliki unyeng-unyeng
lebih daridua
Unyeng-unyeng adalah
sudut tengah kepala yang merupakan pusat perputaran rambut. Jika seseorang anak
mempunyai unyeng-unyeng lebih dari dua maka anak ini akan menjadi anak
yang nakal dan susah untuk diatur, namun anak ini akan menjadi anak yang sangat
pandai.
8. Tangan gundek-gundek
Gundek-gundek atau
dalam bahasa jawanya adalah tangan yang secara ukuran pendek. Menurut
kepercayaan jawa jika seseorang memiliki tangan yang gundek maka
anak tersebut akan menjadi anak sangat pandai.
Itu tadi
adalah beberapa sebagian kepercayaan jawa yang pernah diterapkan dan masih juga
ada beberapa dipercaya oleh sebagian besar keluargaku. Namun sejalannya waktu
beberapa kepercayaan dan adat jawa yang tidak sesuai dan menentang dengan
ajaran Islam telah tidak lagi dilakukan oleh keluargaku. Ini hanyalah sebagian
kecil kepercayaan budaya yang dimiliki oleh bangsa kita.
Kalau anak perempuan unyeng2nya 1 tapi pas datas jidat (bagian depan kepala) artinya ap y ??
BalasHapusItu sememua mitos jangan percaya
BalasHapus