Senin, 12 Desember 2011

kepercayaan dan adat jawa

       Aku adalah seorang yang dilahirkan oleh latar belakang keturunan jawa. Ibu dan ayahku juga asli orang jawa dan dilahirkan oleh kakek dan nenek yang merupakan orang jawa tulen, maka tidaklah heran jika aku diajarkan hal-hal kejawaan. Namun setelah keluargaku benar2 mendalami Islam, kepecayaan dan kebiasaan itu pelan-pelan menghilang. Beberapa kepercayaan jawa yang diajarkan di keluargaku, yaitu:
1. Tidak boleh memasak sayur bening di hari jumat.
      Aku adalah tipe orang yang tidak suka memakan masakan yang mengandung santan dan akhirnya aku sering belanja dan meminta ibuku untuk memasak masakan yang tidak mengandung santan. Suatu ketika dihari jumat aku mengantar ibu ke pasar dan meminta memasak sayur bening saja hari itu. Jawaban yang mengagetkan pun dilontarkan ibu, bahwa jumat jumat itu gak boleh makan sayur bening. Aku tanya alasannya tapi jawabannya : " itu kata orang jawa dulu".
2. Buat kue apem dihari meninggalnya keluarga
      Setiap hari dimana keluarga terdekatku meninggal maka ibu dan aku membuat kue apem. Namun kue apem itu lantas tidak kita makan begitu saja. Kue yang kita buat dilemparkan ke atap rumah, hanya 1 biji saja dan yang lain di makan. Ketika aku tanya kenapa kita harus membuat kue apem dihari nenek, kakek, atau keluarga lainnya meninggal, jawabannya seperti biasa, adat jawa.
3. Anak gadis tidak boleh masuk areal pemakaman.
     Ketika aku menginjak usia yang dikatakan kebanyakan usainya anak bau kencur, ketika itu hari raya Idul Fitri dan sekeluarga pergi kemakaman keluarga untuk mengirim doa kepada keluarga yang meninggal. Ketika itu aku ingin masuk menemeni keluarga yang lain, tetapi ternyata saudara-saudaraku yang seusiaku dan masih kecil-kecil tidak boleh masuk ke pemakaman, alasannya, gak baik buat anak gadis dan buat anak kecil. Entah kenapa alasannya tetapi selalu saja itu jawabannya.
4. Doa dimakam wali songo
     Kata ibuku menurut adat jawa, jika anak gadis berdoa dimakam wali songo maka dia akan entheng jodoh, atau mudah memperoleh seorang jodoh. Percaya atau tidak aku sendiri juga tidak begitu meyakini, tetapi teori itu dihubungkan dengan kakak-kakakku yang diajak ibuku ke makam wali songo dan sekarang dia mendapat jodoh yang barokah.
5. Tidak boleh "songgoang"
     Songgoang atau menaruh telapak tangan di atas dagu dan lengan tangan di sandarkan ke meja, adalah kebiasaan yang buruk tidak boleh dilakukan. Karena menurut kepercayaan jawa, jika orang melakukan hal seperti itu maka akan mendapat kesusahan.
6. Tidak boleh makan di depan pintu    
    Menurut adat jawa, anak gadis tidak boleh makan di depan pintu. Kenapa? karena menurut adat jawa jika ada anak gadis makan di depan pintu maka sulit untuk mendapat jodoh, jika tidak kalaupun mempunyai jodoh dan akan menikah maka pernikahan itu akan batal.
7. Anak memiliki unyeng-unyeng lebih daridua
    Unyeng-unyeng adalah sudut tengah kepala yang merupakan pusat perputaran rambut. Jika seseorang anak mempunyai unyeng-unyeng lebih dari dua maka anak ini akan menjadi anak yang nakal dan susah untuk diatur, namun anak ini akan menjadi anak yang sangat pandai.
8. Tangan gundek-gundek
    Gundek-gundek atau dalam bahasa jawanya adalah tangan yang secara ukuran pendek. Menurut kepercayaan jawa jika seseorang memiliki tangan yang gundek  maka anak tersebut akan menjadi anak sangat pandai.

     Itu tadi adalah beberapa sebagian kepercayaan jawa yang pernah diterapkan dan masih juga ada beberapa dipercaya oleh sebagian besar keluargaku. Namun sejalannya waktu beberapa kepercayaan dan adat jawa yang tidak sesuai dan menentang dengan ajaran Islam telah tidak lagi dilakukan oleh keluargaku. Ini hanyalah sebagian kecil kepercayaan budaya yang dimiliki oleh bangsa kita.




2 komentar:

  1. Kalau anak perempuan unyeng2nya 1 tapi pas datas jidat (bagian depan kepala) artinya ap y ??

    BalasHapus
  2. Itu sememua mitos jangan percaya

    BalasHapus