Minggu, 30 September 2012

Tak tahu

        Hidup memang sudah digariskan. Namun aku tak pernah tahu garis hidupku. Lantas apakah aku harus berpangku tangan berdiam menunggu apa yang sudah digariskan? Hidup itu mencoba, memperjuangkan harapan dan cita, serta optimis. Aku tak tahu yang digariskan Tuhan, tapi aku akan tetap berusaha tentang apa yang sudah, sedang dan akan diperjuangkan. Jikalau di tengah perjalanan perjuanganku gagal, aku tak kan menyesal karena aku sudah memperjuangkan dengan segenap kemampuanku ini.

*Allah always beside me
Heran, selalu saja menganggap orang sebelah mata karena mimpiku. Sejak awal. Mimpiku ini memang tinggi namun bukan berarti tak bisa di raih. Memang membuat orang berdecak, namun bukan berarti mustahil. Jika kau melihat mimpiku terlalu tinggi, maka akan ku raih mimpiku ini dan akan kubuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Kutunjukkan suatu hari nanti. 

Jangan meremehkan hal kecil, jangan mengabaikan hal besar.

Romantisme Kesetiaan

     Sewajarnya ketika kita setelah lulus dari pendidikan yang dicari memang pekerjaan. Namun banyak anggapan ketika pasangan bekerja banyak hal yang perlu ditakutkan. Pikiran dan fantasi pun melayang jauh, ketakutan mulai melanda.
                                              ..........................................................

     Komunikasi terpenting dalam hubungan, aku terbiasa mengungkapkan apa yang aku rasakan dan pikirkan karena penting bagiku untuk terbuka antara satu dan lainnya. Dia ada di sampingku, seperti biasa kami bergantian melayangkan gurauan dan cerita. Dan aku menyinggung permasalahan yang sudah kupendam. Kuungkapkan keraguanku, dia hanya membalas senyum dan berkata : "Tak mungkin seperti itu, kamu percaya sajalah kepadaku".
     Kuungkapkan kembali kegundahanku dengan mengatakan hal apa saja yang akan terjadi nanti jika dia berkarir. Kukatakan dengan sedikit guyonan menyindir. Kuteruskan saja kata-kata yang ingin terucap di ujung lidahku, bahkan hampir aku merasa tidak berpikir dengan apa yang aku ucapkan. Dan.... DEG! Tiba-tiba sepasang tangan menarikku ke dadanya dan aku hanya bisa melihat ke bawah lantai putih berkilau, terdiam sesaat. Entah mengapa jantung ini tiba-tiba melaju kencang, aku mencoba melepaskan,usahaku gagal. Aku diam sesaat, aku berusaha melepaskan lagi pelukan itu, namun kecupan melayang di rambutku. Dan entah mengapa kegundahan ini sedikit terabaikan. Aku mencoba sadar dari kemanjaan ini, aku mencoba kembali melepaskan pelukan ini namun pelukan ini semakin erat, kecupan pun melayang lagi di rambutku. Aku terdiam, tangannnya membelai rambutku. Dan dia pun berkata: " Apa yang perlu dirisaukan, aku berkarir untuk kita nantinya, sesuai komitmen kita itu, setelah wisuda nanti kita ......... dan setelah berkarir nanti kita ........... Bersabar dahulu, suatu saat kita akan menuju pintu itu juga". Tangannya tak berhenti membelai, dan sontak keraguanku dan kegundahanku tiba-tiba hilang begitu saja. Pelan-pelan pun usahaku berhasil melepaskan diri dari pelukannya. Tersipu malu wajahku, tak berani memandang wajahnya. Walau sudah bertahun-tahun menjalin kasih entah mengapa jantung ini tiba-tiba berdegup kencang.

     Entah, aneh atau memang terlalu acuh namun aku pun tak menghiraukan lagi kegundahan yang terfikirkan olehku tadinya. Memang kepercayaan yang aku junjung selama ini, toh dia memang selalu menepati apa yang dia katakan seperti sebelumnya dan yang terpenting aku percaya.



PS: Kamu PRIA yang selalu membuatku jatuh cinta