Selasa, 24 September 2013

Perjalanan Konyol

Sebagai mahasiswa yang baru lulus, aku bersama beberapa teman ikut membantu project beberapa dosen selain mengisi waktu luang mencari pekerjaan. Dan kami pun harus terjun lapang untuk melihat keadaan yang sebenarnya serta menggali data langsung. Dibagilah beberapa kota dnegan beberapa timnya. Aku masuk ke dalam tim yang menuju Kota Blitar dengan beberapa temanku. Hari ini kita briefing tentang kuesioner serta beberapa keperluan untuk besok.

Hari ini kami pergi ke lapang di temani dengan seorang sopir dari kampus namanya Pak Jaminto. Bersama dengan tim Tulungagung dan Trenggalek di depan mobil kami. Kami melaju ke Kota Blitar pukul setengah 6 pagi. Jam setengah 8 kami sudah berada di Kota Blitar. Menu sarapan kali ini dipilihlah pecel Karangsari (kalau tidak salah). Cukup enak makanannya apalagi peyek yang penuh dengan ikan kecilnya. Lahap pula teman-teman yang lain memakan. Akhirnya kami berpisah dengan tim yang lain, dan menuju ke Kota tujuan masig-masing. Karena kami sudah berada di Blitar langsung sajalah kami ke Disperindag Kota Blitar untuk melakukan beberapa pertanyaan. Selesainya kami langsung ke Disperindag Kabupaten dan beberapa industri tepung di Kota Blitar. Karena kami tak tahu seluk beluk jalanan Kota Blitar. Alhasillah, kami nyasar ke beberapa tempat. Apalagi alamat industri yang kami kantongi hanya mencantumkan desa, kecamatan serta nama pemilik usahanya. Dari yang membelah sawah dan jalan-jalanan kecil kami lewati. Dan akhirnya berhasilah kami temukan.Siangnya kami makan di depot pinggir jalan dengan nama "BEBEK SONGKEM". Karena namanya yang tidak familiar kami berniat untuk mencoba. Dan hasilnya kami hanya bisa tertawa setelah memakan makanan yang kami pilh itu. Ya yaaa, ini sebuah cerita lucu yang kami akan inget jika mengunjungi kota ini lagi.  Tak terasa hari mulai sore, kami segera memesan hotel di dekat kawasan alun-alun Kota Blitar. Kami sepakat untuk beristirahat sejenak sebelum mencari makan untuk malam harinya. 

Jam dinding menunjukkan pukul 7 malam. Kami pun segera bergegas mencari makanan. Nekat. Tak tahu Kota Blitar kami hanya mengikuti rambu panah jalan dan melihat dipinggiran jalan yang sekiranya enak untuk dimakan. Ponsel yang sedari tadi sedang bbm dengan orang di luar pulau sana pun akhirnya baru sempat dibaca dan dia merekomendasikan salah satu temannya seangkatan yang berada di Kota ini. Mas Farid. Akhirnya kami meminta bantuan mas Farid untuk menjadi guide dan mengakhiri kebimbangan mencari makanan sejam lebih ini. Setelah bertemu dengan mas Farid kami diajak ke sebuah dept bakso. Dan syukurlah makan malam ini kami tidak salah makan lagi, makanan yang kami makan cukuplah enak. Seusai makan kami memesan martabak serta roti manis di dekat alun-alun sambil bercengkerama. Alhamdulillah, kami mengenal mas Farid yang notabene kakak tingkat yang sering kami kenal di beberapa kepanitiaan. Hari ini kami tutup dengan tawa lepas serta keramahan dari kakak tingkat kami

Jam 8 pagi kami segera check out dan menuju ke kantor dinas dan beberapa tempat industri. Sudah dua industri tepung kami temui dan selanjutnya kami menuju ke desa Balerejo, kecamatan Wlingi untuk bertemu dengan bapak Katimin. Rutenya memang ke arah pulang tapi setelah melewati jalan berliku-liku ternyata kami menuju suatu jalanan berbukit, desa ini di atas bukit. Kami pun akhirnya bertemu dengan Bapak Katimin, tai setelah ditanyakan ternyata beliau tidak memproduksi tepung melainkan Bapak Katijan beberapa rumah yang sebelumnya kami lewati tadi.Kami hanya bisa menghela nafas. Kami langsung menuju ke kediaman Bapak Katijan, setelah ditanyakan pun beliau tidak memproduksi tepung tapi memproduksi kerupuk. Masuk dari mobil kami hanya bisa tertawa dengan kelucuan yang kami temukan ini. Hmmmm

Rencananya memang kami akan pulang bersama dengan tim kota lainnya dan berkumpul di waduk selorejo, sehingga kami segera menuju ke satu desa yang arahnya juga memang searah dengan jalan pulang. Kali ini kami akan bertemu dengan Bapak Sutrisno. Dengan bekal awal yang kami punya dengan menanyakan orang sana-sini kami pun menanyakan kembali ke seorang bapak-bapak. "Oh, pak sutrisno? Niku griyane teng sak terus e saben lajeng terus mawon nggeh, mangke wonten tiyang dodol gorengan sampeyan ningali mawon". Informasi yang diapat langsung ditransferkan kepada teman: "Sehabisnya pohon saben itu masih terus nanti ada orang jual gorengan tanya lagi,rek". Diam sejenak, dan tertawa. Mereka mentertawakan penerjemahanku. Karena "saben" bahasa jawa yang artinya sawah. Ya ketahuan deh kemampuan bahasa jawaku yang tidak terlalu mahir ini. Selain itu bapak yang kami cari bukan bapak Sutrisno melainkan Bapak Supriyono. Hmmm... Selesailah kami menanyakan beberapa pertanyaan kepada bapak Supriyono. Kami pulang dengan tim lain dan makan malam bersama. Menunggu beberapa pesanan makanan kami saling menceritakan beberapa kejadian lucu yang kami temukan. Dan berakhirlah perjalanan dinas kali ini. Ada sebuah pengalaman, sebuah cerita dan kehangatan. 



semoga kita dapat bertemu di perjalanan hidup lainnya, guys! :*