Fajar mulai menyapa
dengan kehangatan sinarnya. Saya terbangun dari sujud dan dari panjatan doa
yang setiap hari saya lantunkan kepadaNya. Hari ini adalah hari istimewa bagiku
dan dia. Entah mengapa hati ini terasa bahagia yang tak terkendali. Apa yang akan
terjadi hari ini memang sudah direncanakan jauh hari. Aku hanya bisa membiarkan
rasa dan bahagia ini mengalir saja.
Saat itu datang. Dia
datang dengan adik dan saudaranya ke rumah dengan membawa beberapa batik tulis
dan oleh-oleh yang akan diserahkan. Kami saling bersalaman dan lalu berbincang
untuk beberapa saat. Lanjutlah ke topic utama tujuan hari ini ada. Dia
mengutarakan maksud dan tujuan datang ke rumah, dan mengungkapkan isi hati
kepada kedua orang tuaku tentang keseriusannya dan menyatakan keinginannya
untuk meminangku. Kedua orang tuanya pun meminta kepada kedua orang tuaku juga untuk
memintaku menjadi menantu mereka. Kami membicarakan masa depan yang akan kita
hadapi dan jalani. Kedua orang tua kami memberikan nasihat kepada kami bagaimana
menjalin hubungan yang baik dan beberapa petuah untuk kelancaran rencana kami
ke depan. Di akhir perbincangan serius ini kami akhiri dengan beberapa candaan
satu sama lain dan makan malam.
Kata orang bahagia itu
sederhana. Aku rasa perkataan itu ada benarnya. Aku bahagia karena telah
menemukan orang yang akan dan selalu menuntunku kepada masa depan. Orang yang
menyayangiku dan mencintaiku seumur hidupnya dan ingin hidup bersama hingga
akhir hayatnya bersamaku.
“Bukan
tentang siapa yang kita kenal paling lama, yang datang pertama atau paling
perhatian. Tetapi tentang siapa yang datang dan tidak pergi karena saling
mencintai. –sederhana-“
Terimakasih mencintaiku
hingga saat ini. Ijinkan aku memanggilmu calon suamiku.