Ibu, mama, bunda, emak apapun sebutan itu untuk ibu dia
tetaplah ibu. Aku memanggil ibuku
dengan sebutan mama.Kakak-kakakku memanggil orang tua wanitaku ini dengan ibu tetapi
entah mengapa aku memanggil orangtua wanitaku ini dengan sebutan mama, kalau
kata ibuku karena aku tinggal dilingkungan yang memanggil ibunya adalah mama, maka
akupun meniru itu. Dan mungkin ini panggilan spesial dari seorang anak yang spesial. :)
Aku adalah anak bungsu
dikeluargaku, anak kelima. Jarak umur kakakku ke-4 dengan aku pun selisih 9
tahun, ya kalau dibilang aku anak yang kebobolan atau tidak
diharapkan.
Ketika usiaku cukup untuk
pergi kuliah ke luar dan ingin kuliah ke perguruan tinggi di Jogjakarta bersama
nenek di sana, aku tidak diperbolehkan oleh ibuku. Butuh beberapa hari untuk
memperdebatkan aku kuliah dimana dengan egoku dan ego orangtuaku. Alhasil, aku
hanya bisa kuliah di perguruan tinggi di malang. Ya ketika itu aku hanya
berpikir mungkin kedua orangtuaku ingin menjaga anaknya karena mungkin takut
aku terpengaruh oleh dunia luar yang kejam. Sayangnya selalu begitu kepadaku.
Ibuku selalu mengerti aku
apadanya aku, entah mengapa segala sesuatu tindakan kecilku bisa di
interpretasikan dengan tepat oleh ibuku ini. Dulu aku pernah mengalami jatuh
dalam suatu keterpurukan karena suatu hal. Beberapa hari aku mengurung diri di
rumah dan tidak makan. Kemudian tiba-tiba ibuku datang dan merangkulku dengan
menangis seolah dia tahu bagaimana perasaan yang sedang aku alami saat itu.
Sampai-sampai aku harus disuapkan makanan oleh ibuku sendiri. Segitu
mengertinya engkau ibuku dengan aku anakmu ini. :)
Dan beberapa hari yang lalu, entah
darimana kami bercerita tentang kelulusanku dan pekerjaanku kelak.
Ibuku berkata : " Kalau dita lulus dan kerja ke luar kota atau ke surabaya, nanti aku ikut tinggal di sana, nanti beli rumah di sana".
Ibuku berkata : " Kalau dita lulus dan kerja ke luar kota atau ke surabaya, nanti aku ikut tinggal di sana, nanti beli rumah di sana".
Aku: " Lha terus rumah di malang ini
gimana,ma?"
Ibuku: " Dikontrakan sajalah, buat biaya kamu nikah
ntar juga. Pokoknya mama harus ikut dita kemana"
Sontak, aku kaget dengan apa yang di katakan oleh ibuku
ini. Begitu dalamnya rasa kasih sayangnya kepadaku yang baru benar-benar aku
rasakan. Beliau seolah tidak mau pergi dari pelukan anaknya ini. Otomatis
airmatapun jatuh. Ya aku berharap ketika aku memutuskan untuk kerja aku akan
tetap dekat dengan orang tuaku ini. Ketika aku lulus nanti memakai baju
toga masih berharap mama datang memberikan selamat kepadaku. Ketika aku menikah,
aku berharap mama masih bisa berjalan menuntunku di pelaminan. Ketika aku
melahirkan seorang anak, aku berharap mama masih ada menungguku melahirkan
cucunya kelak. Aku berdoa kepada Allah semoga kedua orangtuaku ini masih diberikan
umur yang panjang dan barokah agar dapat melihatku bahagia dan bangga kepadaku
suatu saat nanti. Benar-benar menginginkan ini Ya Tuhanku. Semoga engkau
kabulkan. Amin
- teruntuk mamaku tersayang, jangan pernah letih
menyayangiku sepanjang usiamu. Terimakasih banyak telah melahirkanku, menjaga
dan merawatku selama ini.-
anakmu