Senin, 24 Oktober 2011

sakit tapi romantis

   Kala itu badanku sungguh sakit rasanya, semua badan terasa sakit, badanpun panas, demam, pusing setengah mati, nafsu makan tidak ada pula. Aku pun berinisiatif untuk meminta ayah untuk mengantar ke dokter, tapi beliau tidak dapat mengantarkanku karena beliau juga sedang sakit waktu itu. Dan akhirnya mapu datang ke rumah menjemputku dan mengantarkanku ke dokter langganan. Kami mengendarai sepeda motor. Sesampainya di dokter langgananku ternyata begitu banyak pasien yang mengantri juga. Aku dan mapu pun menunggu giliran, tapi karena terlalu lama mapu  berinisiatif untuk pindah k dokter lain dengan melihat kondisiku yang semakin parah. Kami pun melanjutkan perjalanan menuju dokter langganan mapu. Karena hari semakin gelap dan cuaca semakin dingin maka mapu  yang mengenakan jaketpun memakaikan jaketnya ke pundakku.
   Sesampainya di sana pun ternyata dokternya tidak sedang buka praktek. Karena badanku yang semakin dingin dan kepalaku yang pusing sekali maka kami pun lagi-lagi pindah ke dokter lain yang sedang buka praktek. Dan ketika perjalanan ternyata cuaca pun tidak mendukung, hujan pun turun dan memaksa kami untuk berteduh di teras toko karena kebetulan kami tidak membawa jas hujan kala itu. Kami menunggu hujan berhenti tapi sakitku ini ternyata tidak mau diajak berkompromi, badanku semakin dingin dan pusing. Dan akhirnya mapu memberhentikan taxi dan menyuruhku masuk ke dalam taxi diikuti mapu sendiri dan sepeda motor mapu  ditinggal begitu saja di depan toko itu karena melihat kondisiku yang semakin buruk.
   Jalan demi jalan kami lewati namun tidak ada dokter yang sedang membuka prakteknya.Setiap ada tempat praktik dokter, mapu berinisiatif turun dan menanyakan apa praktik dokter tersebut buka atau tidak. Dan untuk kesekian kalinya tempat praktik dokter tersebut tutup. Taxi kami pun terus melaju ke arah tempat praktik dokter yang kami ketahui. Dan syukur Alhamdulillah ternyata masih ada tempat praktik dokter yang buka. Aku pun di antar mapu ke dalam untuk memeriksakan keadaanku. Setelah diperiksa kami pun pulang menggunakan angkutan umum. Sesampainya turun dari angkot dan menuju rumah, hujan masih belum berhenti. Aku yang masih belum kuat berjalanpun akhirnya dengap inisiatif dari mapu. Dia menggendongku di punggungnya sampai rumah.
   Alhamdulillah sampai rumah. Sampai rumah, mapu baru teringat ternyata motor yang dia tinggalkan di depan teras toko itu masih ada tergantung kuncinya juga. Dia pun segera pamit pulang kemudian menuju tempat motornya itu ditingglakan. Aku pun menanyakan kepada temanku, harpa. Karena tempat kostnya yang tidak jauh dari situ. Harpa pun mau membantu untuk melihat sepeda motor mapu. Dan setelah itu, harpa memberikan informasi kalau sepeda motor mapu dengan plat BG tidak ada di tempat yang aku sebutkan. Hemmmm, rasanya bersalah sekali mendengar kabar tersebut. Mapu pun aku hubungi namun tidak membalas dengan cepat SMS yang aku kirimkan. Hati ini semakin bingung, gundah dan bersalah. Aku terus menghubungi mapu. Dan akhirnya kemudian mapu menelepon bahwa sepeda motornya masih ada, karena ibu yang menjual makanan disampingnya yang menjaga motornya dan ibu itu mengingat mapu dari gelang couple biru yang dia kenakan. Syukur Alhamdulillaaah. Dan akhirnya mapu pun menyuruhku untuk beristirahat.
  Terimakasih untuk mapu yang telah mengantarkanku waktu itu dan terimakasih untuk ibu penjual makanan yang telah menjaga sepeda motor mapu. Semoga kalian diberi pahala yang berlebih oleh Allah. :'))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar