Bromo adalah salah satu objek wisata andalan dari kota Malang. Walaupun sudah
21th hidup di kota kesayangan, Kota Malang. Baru pertama kali aku ke sana
dengan beberapa teman.
Waktu itu aku dijemput pasanganku pada pukul setengah 10 malam, karena aku anak
rumahan maka tidak baik keluar terlalu malam walau padahal kami baru berangkat
ke Bromo jam 11 malam untuk alasan ketika sesampainya di sana kami akan di
sambut dengan terbitnya sang Surya. Ya akhirnya kami pun ngemper di
jalan dengan ditemani nasi goreng pesanan, kemudian kami menunggu di salah satu
minimarket dengan bergurauan saja. Setelah menunggu lama akhirnya teman-teman
datang dan langsung berangkat ke Bromo dengan 16 personil dan 8 motor
berpasangan kami siap menjelajah ke Bromo. Dan hanya aku dan anisa sebagai
angkatan muda di personil ini. Yeay !
Perjalanannya memakan waktu cukup lama ternyata, karena kami harus berhenti
mengisi BBM, pada saat memasuki desa nongkojajar deretan rumah tanpa ada
aktivitas di luar rumah yang hanya kami lihat. Jalannya pun menanjak naik. Kami
berjalan (bermotoran) berurutan ke belakang, aku dan kekasih deretan paling
depan. Setelah cukup lama kami melewati hutan dan pepohonan tak bersuara, namun
di beberapa tepi jalan ada tempat sesaji yang dililitkan kain kotak-kotak dan
tepat pada tepian jalan kesekian kami mencium bau yang sangatlah wangi untuk
ukuran sesaji, padahal pada sesaji sebelumnya tidak mencium bau wangi seperti
ini. Hiiiiii~
Sesampainya di jalan tanjakan ternyata salah satu dari motor teman kami
kehabisan bahan bakar, ya bisa ditebak "motor matic". Kalau jalan
menanjak maka motor matic terlalu boros. Sebagian dari bensin teman yang lain
disumbangkan. Dan kami melanjutkan perjalanan.
Kami sampai pada pos Pertama, di sana kami istirahat sejenak dan menunggu yang
lain yang sedang ke belakang. Lalu kami lanjutkan lagi perjalanan, pada saat
mau berjalan motor salah satu teman ternyata bocor, dan di tempat tersebut
tidak ada tukang tambal ban yang buka. Dan akhirnya kami memutuskan untuk
beberapa teman naik terlebih dahulu dan mencari bengkel yang buka dan yang lain
menemani menuntun sepeda motor yang bocor. Perjalanan ke atas semakin menanjak
dan tak lama kemudian kami pun sampai di Pos Bromo untuk membayar retribusi
masuk sebesar Rp 12.000,00 per motor. Sepeda motor yang bocor akhirnya di
titipkan diparkiran dan ada yang berkorban untuk digonceng bertiga.
Perjalanan ke penanjakan Bromo ternyata terlalu lama, aku hanya bisa
melingkarkan tangan dipinggangnya dan menahan rasa dingin serta memejamkan mata
yang terlalu berat di belalakkan. Ahhh, Akhirnya kami pun sampai di penanjakan,
dan ternyata selama perjalanan digonceng aku tertidur, super sekali.
Di penanjakan ternyata hari masih jam 4 pagi kami mampir ke warung yang
menyediakan makanan dan minuman hangat, tetapi walaupun minumannya panas
awalnya disajikan beberapa menit kemudian sudah dingin juga, hemmm.
Kami berjalan ke atas di sana sudah banyak wisatawan yang duduk dan menunggu
sang Surya terbit. Tetapi sang surya masih malu-malu terhalang kabut dan awan
yang membentuk gerbang. Setiap sang surya mengintip dibarengi dengan sorakan
para pengunjungnya.
Akhirnya kami turun dan menunggu sepeda motor yang ditinggalkan di
pos tadi di pertigaan jalan turun arah nongkojajar dan ke kawah Bromo. Di sana
hanya bisa mengisi perut, berfoto dan selalu tidak sepi dengan gurauan. Tetapi
ada juga yang rela tidur karena tidak bisa menahan kantuk
Setelah menunggu cukup lama, kami melanjutkan perjalanan ke kawah. Jalannya
turun, banyak lubang dan berbatu. Kemudian kami melewati lautan pasir sehingga
kami harus berjalan ekstra hati-hati kalau tidak maka sepeda yang kami
tunggangi akan terperosok. Dan kami tiba pada tujuan, Kawah bromo dan gunung
bathok.
Setelah mengambil beberapa foto untuk diabadikan kami tiba di Padang rumput dan
padang bunga edelwais.
Perjalanan pulang. Kami melewati jalan lewat jalur Poncokusumo, jalannya tidak
begitu bagus walaupun terbeuat dari beton banyak jalan yang berlubang sehingga
kami harus berhati-hati. Kemudian kami melewati jalan turun, dan ketika itu ada
salah satu teman berteriak" Minggir..Minggir..". Kami kira dia hanya
bercanda karena terlalu banyak canda di antara kami pada saat perjalanan ini.
Ternyata salah. Rem motor salah satu teman blong, dan jalan turun, di tepi ada
jurang. Maka dia memutuskan menjatuhkan diri ke tepi jurang dari pada tetap
mengendarainya. Mereka mengalami luka di kakinya dan motor dibenahi oleh yang
lainnya, namun perjalanan masih jauh untuk pulang. Maka salah satu teman
berniat untuk membawa motor yang jatuh dan blong tadi dan sudah diperbaiki
sampai Malang. Perjalanan dai teruskan, akhirnya kami tiba di malang dengan
selamat walaupun langsung berpencar. Pengalaman pertama berlibur ke Bromo yang
tak terlupakan! :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar