Minggu, 22 April 2012

My memories, Bromo.

       Bromo adalah salah satu objek wisata andalan dari kota Malang. Walaupun sudah 21th hidup di kota kesayangan, Kota Malang. Baru pertama kali aku ke sana dengan beberapa teman. 
      Waktu itu aku dijemput pasanganku pada pukul setengah 10 malam, karena aku anak rumahan maka tidak baik keluar terlalu malam walau padahal kami baru berangkat ke Bromo jam 11 malam untuk alasan ketika sesampainya di sana kami akan di sambut dengan terbitnya sang Surya. Ya akhirnya kami pun ngemper di jalan dengan ditemani nasi goreng pesanan, kemudian kami menunggu di salah satu minimarket dengan bergurauan saja. Setelah menunggu lama akhirnya teman-teman datang dan langsung berangkat ke Bromo dengan 16 personil dan 8 motor berpasangan kami siap menjelajah ke Bromo. Dan hanya aku dan anisa sebagai angkatan muda di personil ini. Yeay !
      Perjalanannya memakan waktu cukup lama ternyata, karena kami harus berhenti mengisi BBM, pada saat memasuki desa nongkojajar deretan rumah tanpa ada aktivitas di luar rumah yang hanya kami lihat. Jalannya pun menanjak naik. Kami berjalan (bermotoran) berurutan ke belakang, aku dan kekasih deretan paling depan. Setelah cukup lama kami melewati hutan dan pepohonan tak bersuara, namun di beberapa tepi jalan ada tempat sesaji yang dililitkan kain kotak-kotak dan tepat pada tepian jalan kesekian kami mencium bau yang sangatlah wangi untuk ukuran sesaji, padahal pada sesaji sebelumnya tidak mencium bau wangi seperti ini. Hiiiiii~
      Sesampainya di jalan tanjakan ternyata salah satu dari motor teman kami kehabisan bahan bakar, ya bisa ditebak "motor matic". Kalau jalan menanjak maka motor matic terlalu boros. Sebagian dari bensin teman yang lain disumbangkan. Dan kami melanjutkan perjalanan.
      Kami sampai pada pos Pertama, di sana kami istirahat sejenak dan menunggu yang lain yang sedang ke belakang. Lalu kami lanjutkan lagi perjalanan, pada saat mau berjalan motor salah satu teman ternyata bocor, dan di tempat tersebut tidak ada tukang tambal ban yang buka. Dan akhirnya kami memutuskan untuk beberapa teman naik terlebih dahulu dan mencari bengkel yang buka dan yang lain menemani menuntun sepeda motor yang bocor. Perjalanan ke atas semakin menanjak dan tak lama kemudian kami pun sampai di Pos Bromo untuk membayar retribusi masuk sebesar Rp 12.000,00 per motor. Sepeda motor yang bocor akhirnya di titipkan diparkiran dan ada yang berkorban untuk digonceng bertiga.
      Perjalanan ke penanjakan Bromo ternyata terlalu lama, aku hanya bisa melingkarkan tangan dipinggangnya dan menahan rasa dingin serta memejamkan mata yang terlalu berat di belalakkan. Ahhh, Akhirnya kami pun sampai di penanjakan, dan ternyata selama perjalanan digonceng aku tertidur, super sekali. 
      Di penanjakan ternyata hari masih jam 4 pagi kami mampir ke warung yang menyediakan makanan dan minuman hangat, tetapi walaupun minumannya panas awalnya disajikan beberapa menit kemudian sudah dingin juga, hemmm.




      Kami berjalan ke atas di sana sudah banyak wisatawan yang duduk dan menunggu sang Surya terbit. Tetapi sang surya masih malu-malu terhalang kabut dan awan yang membentuk gerbang. Setiap sang surya mengintip dibarengi dengan sorakan para pengunjungnya.






     Akhirnya kami turun dan menunggu sepeda motor yang ditinggalkan di pos tadi di pertigaan jalan turun arah nongkojajar dan ke kawah Bromo. Di sana hanya bisa mengisi perut, berfoto dan selalu tidak sepi dengan gurauan. Tetapi ada juga yang rela tidur karena tidak bisa menahan kantuk



    Setelah menunggu cukup lama, kami melanjutkan perjalanan ke kawah. Jalannya turun, banyak lubang dan berbatu. Kemudian kami melewati lautan pasir sehingga kami harus berjalan ekstra hati-hati kalau tidak maka sepeda yang kami tunggangi akan terperosok. Dan kami tiba pada tujuan, Kawah bromo dan gunung bathok.





    Setelah mengambil beberapa foto untuk diabadikan kami tiba di Padang rumput dan padang bunga edelwais.




     Perjalanan pulang. Kami melewati jalan lewat jalur Poncokusumo, jalannya tidak begitu bagus walaupun terbeuat dari beton banyak jalan yang berlubang sehingga kami harus berhati-hati. Kemudian kami melewati jalan turun, dan ketika itu ada salah satu teman berteriak" Minggir..Minggir..". Kami kira dia hanya bercanda karena terlalu banyak canda di antara kami pada saat perjalanan ini. Ternyata salah. Rem motor salah satu teman blong, dan jalan turun, di tepi ada jurang. Maka dia memutuskan menjatuhkan diri ke tepi jurang dari pada tetap mengendarainya. Mereka mengalami luka di kakinya dan motor dibenahi oleh yang lainnya, namun perjalanan masih jauh untuk pulang. Maka salah satu teman berniat untuk membawa motor yang jatuh dan blong tadi dan sudah diperbaiki sampai Malang. Perjalanan dai teruskan, akhirnya kami tiba di malang dengan selamat walaupun langsung berpencar. Pengalaman pertama berlibur ke Bromo yang tak terlupakan! :)

       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar